






Sabtu, 14 Februari 2015
Empat Puluh Empat Mu dan Dua Puluh Dua Ku di Dua Ribu Lima Belas :)
Dua puluh dua tahun lalu, tepat usiamu dua puluh dua, minggu 14 februari 1993 di waktu magrib kau lahirkan aku ke dunia dengan penuh perjuanganmu dan tenagamu..kau rawat aku penuh sabar dan iklas, ternyata Allah menitipkan aku kepada malaikat yang benar-benar menyayangiku..(kata orang di sekitarku) dari kau lahirkan aku, aku sudah gendud dan lucu..hehe
Kau ajarkan aku bagaimana berbicara ma..ma..ma…pa..pa..pa
Kau ajarkan aku tengkurap, merangkak, berdiri perlahan dan memapahku berjalan dengan sabarnya, sehingga aku dapat berjalan sendiri.
Tepat umur tiga tahun, kau titipkan aku ke tempat nenek,karena engkau harus bekerja, bahkan terkadang aku engkau ajak aku ke pasar untuk menemanimu berjualan. aku tidak malu walau harus kau boncengkan di depan dengan naik motor bebek butut warna biru..
Di umurku 5 tahun, engkau gendong aku melewati sawah, menuju ke sekolah TK pertamaku, dan kau mulai melepaskanku dan memberiku kepercayaan bahwa aku bisa tanpa harus slalu di sampingmu, di awal awal aku masuk sekolah itu aku menangis saat engkau tinggal aku di sekolah. Karena aku harus bertemu dengan orang orang baru, termasuk orang yang ada di sampingku saat ini. Rencana Allah memang indah.
Setelah itu aku menginjak sekolah dasar, aku masih selalu kau manjakan, karena aku anak satu satumu. Kau ajarkan aku doa-doa sederhana, mengaji di TPA dan bagaimana sholat lima waktu yang benar. Umurku 11 tahun kau beri aku seorang adik kecil, dan dari situ kau ajarkan aku menjadi kakak yang baik.
Umur 12 tahun aku masuk Sekolah menengah pertama, disana aku mulai mendapatkan teman-teman dengan pergaulan yang luas, kau ajarkan aku bagaimana aku harus memilih mana yang harus ku jadikan sahabat dan mana yang harus aku jadikan teman.
Ketika masuk Sekolah menengah atas, dimana aku sudah mulai dewasa, tapi kau masih selalu mengawasiku, kau ajarkan aku bagaimana bergaul dengan baik. Termasuk mencintai seseorang yang baik dengan cara yang baik.
Ketika aku akan memasuki perguruan tinggi pun, aku memilih untuk tetap disini bersamamu, walaupun kau merestui ku untuk ambil kuliah di kota lain. Tapi aku tau dari sorot matamu terlihat bahwa kau tidak ikhlas melepasku.
Ibu..dari kecil kau ajarkan aku tentang banyak hal, tentang bagaimana aku harus berbicara dengan sopan dan baik dengan orang lain, bagaimana aku harus menghormati orang lain, berkata jujur, dan berpakaian yang baik. Memaafkan orang yang menyakitiku dan mengucapkan terima kasih kepada siapapun.kau ajari juga bagaimana aku harus menghargai hidupku yang singkat ini dan menghargai orang-orang di sekitarku. Kau yang selalu memberiku semngat dan membuatku lebih percaya diri.
Kau ajarkan aku pula bagaimana aku harus kuat, tersenyum saat ada orang yang menghinaku. Ikhlas dalam menerima segala hal dalam hidupku dan bagaimana aku harus bersyukur kepada Allah atas semua yang telah diberikan-Nya dalam hidupku. Di saat aku sakit kau lah orang pertama yang panik mencarikan obat untuk kesembuhanku.
Sekarang disaat ada sosok laki-laki disampingku kau selalu berpesan bahwa jalinlah hubungan yang baik, sesuai yang diajarkan oleh keyakinan kita, kau berikan pula petuah-petuah bekal hidup untuk masa depanku kelak saat aku sudah berkeluarga.
Ibu, di usiaku 22 ini, aku merasa terlalu cepat semua berlalu, aku rindu saat engkau gendong, peluk cium dan genggaman tanganmu saat aku tidur. Aku ingin seperti dulu lagi, saat masih kecil, yang aku tau hanya main saja, tidak ada masalah-masalah yang harus aku hadapi seperti saat aku sudah dewasa saat ini. Tapi kau selalu ajarkan aku bagaimana aku harus tetap kuat dalam setiap menghadapi semua masalahku.
Terima kasih malaikatku, kau ajarkan semua tentang kehidupan, kau didik aku hingga aku seperti ini sekarang, aku hanya ingin membuatmu bangga, bangga saja sebenarnya tidak cukup, tapi apa yang bisa ku beri, semua tidak akan cukup untuk membayar semua perjuanganmu, peluhmu, keringatmu selama dua puluh dua tahun ini. Semoga kau diberi umur panjang, sehat selalu. Dan kelak kau bisa melihat aku sukses dalam karir dan keluargaku nanti. Aminn..
Maaf belum bisa menjadi yang terbaik.
Terima kasih Tuhan Engkau titipkan aku kepada seorang malaikat yang menyayangiku dengan tulus ikhlas, dan lagi Engkau pertemukan aku kepada sosok ibu yang begitu menyanyangiku sama hal nya seperti ibukku sendiri, ibumu :)
Langganan:
Komentar (Atom)